Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah melalui Dinas Perkebunan (Disbun) Provinsi Kalteng bersama Yayasan Good Forest Indonesia menggelar Seminar Potensi Pengembangan Industri dan Budidaya Kakao di Kalimantan Tengah, yang diselenggarakan di Aula Dinas Perkebunan Provinsi Kalteng pada Selasa (27/2/2024).
Seminar ini bertujuan untuk menggali potensi besar komoditas kakao di Kalimantan Tengah dan merumuskan langkah-langkah strategis dalam mengembangkan industri kakao di Kalteng.
Data dari Ditjen Perkebunan Kementerian Pertanian RI yang diterbitkan pada Desember 2021 menunjukkan bahwa luas areal perkebunan rakyat Kalimantan Tengah untuk komoditas kakao mencapai 2.878 Ha dengan produksi sebesar 1.557 ton. Meskipun demikian, permintaan kakao di pasar global semakin meningkat, sementara produksi kakao dalam negeri mengalami penurunan.
Hal ini menjadi peluang besar bagi pengembangan kakao di Kalimantan Tengah, yang harus dimanfaatkan melalui sinergi antara pemerintah, petani, dan sektor swasta.
Asisten Ekonomi dan Pembangunan, Sri Widanarni, yang mewakili Wakil Gubernur Kalimantan Tengah, dalam sambutannya menyampaikan apresiasi terhadap terselenggaranya seminar ini. Ia mengungkapkan pentingnya meningkatkan produksi kakao berkualitas dan memastikan ketersediaan pasar yang memadai.
“Suatu PR besar bagi kita semua untuk memastikan petani kita mampu menghasilkan kakao berkualitas dan memiliki akses pasar yang baik, serta memperhatikan faktor logistik dan komitmen pemerintah daerah,” ujarnya.
Sri Widanarni berharap seminar ini dapat menghasilkan solusi konkret yang dapat diterapkan untuk mendukung kemajuan sektor perkebunan kakao di Kalimantan Tengah, serta memberikan kontribusi bagi visi “Kalteng Makin BERKAH”.
Pada kesempatan yang sama, Plt. Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Kalteng, H. Rizky R. Badjuri, dalam laporannya mengungkapkan bahwa tujuan utama dari kegiatan ini adalah untuk mengangkat komoditas kakao agar ke depannya tidak lagi menjadi komoditas terendah, tetapi menjadi komoditas utama yang dapat menggerakkan perekonomian daerah. Ia menegaskan bahwa dalam waktu singkat, kakao bisa menjadi sektor penting dalam perkembangan komoditas perkebunan Kalteng, seiring dengan kelapa sawit, karet, kelapa dalam, dan kopi.
“Kakao di Kalimantan Tengah sudah menunjukkan grafik perkembangan yang positif, terutama di Kabupaten Barito Utara, Barito Selatan, Barito Timur, dan Murung Raya. Kami optimis dengan adanya dukungan dan sinergi berbagai pihak, sektor kakao ini dapat berkembang pesat,” ungkap Rizky.
Lebih lanjut, H. Rizky juga menjelaskan bahwa komoditas kakao memiliki keunggulan ekologis karena dapat ditanam di kawasan hutan sosial tanpa menimbulkan dampak sosial yang signifikan, berbeda dengan kelapa sawit yang sering menimbulkan permasalahan lingkungan dan sosial.
“Tanaman kakao lebih ramah lingkungan dan tidak menimbulkan efek sosial negatif, karena dapat ditanam di kawasan perhutanan sosial tanpa merusak ekosistem sekitarnya,” tandasnya.
Seminar ini menghadirkan beberapa narasumber penting, di antaranya CEO Fairventures Worldwide, Megan King, dan Founder Yayasan Good Forest Indonesia, Monalisa. Selain itu, seminar ini juga diikuti oleh Kepala Bidang Perkebunan Disbun Prov. Kalteng, serta peserta dari Dinas Perkebunan Kabupaten Gunung Mas, Barito Timur, dan Katingan, akademisi, dan petani kakao dari Kabupaten Barito Timur dan Gunung Mas.